Saat yang tepat tuk berkata jujur..

Saat yang tepat tuk berkata jujur..
by Abe Doel on Friday, December 11, 2009 at 5:12am

Ternyata kejujuran miliki efek yang berbeda bila diungkapkan di waktu yang berbeda, sebuah contoh dalam kehidupan berumah tangga, dimana Buya (sang suami) tidak terlalu suka masakan y ang pedas, karena bila mengkonsumsi makanan yang pedas, maka perut Buya langsung melilit, dan tentunya hal ini pun telah dikomunikasikan Buya pada Super Chef di rumah, yaitu Bunda (sang istri) walaupun belum tentu masakannya super,hehe ,, Suatu ketika, Bunda menyediakan beberapa masakan, dan ada di antara masakan itu yang pedas..

Jujur 1: Bunda akan memberitahu Buya masakan yang pedas, agar Buya berhati-hati..

Jujur 2: Setelah Buya selesai makan, termasuk menyikat masakan yang pedas (maklum laper) baru Bunda memberi tahu bahwa ada masakan yang pedas..

22nya jujur, tapi di waktu yang berbeda, berbedakah efeknya??..

Kawan, di atas hanya sebuah permisalan tentang sebuah kejujuran.. Jujur itu indah, namun akan lebih indah bila diungkapkan pada waktu yang baik pula,,

Mungkin kita punya pertimbangan sendiri kapan waktu yang tepat itu, tapi percayalah, semakin cepat semakin baik, karena kita tak pernah tau berapa lama sisa waktu yang kita miliki... Dan bila khawatir bahwa kejujuran itu akan mengakibatkan luka, maka ungkapkan dengan cara yang paling baik, bukan dengan menundanya....

Suatu ketika, ada sahabat Rasulullah yang memiliki putra kesayangan, dimanjanya sang putra dan diberikannya kasih sayang yang melimpah, ketika sahabat ini pergi berjihad di jalan Allah, sang anak jatuh sakit lalu meninggal.. Sang istri, demi mengetahui betapa besar kasih sayang sang suami terhadap putra mereka akhirnya berusaha menyampaikannya dengan cara yang paling indah.. Ia berpesan kepada semua orang agar tidak menyampaikan berita tersebut kepada sang suami, karena ia sendiri yang akan menyampaikannya..

Saat sang suami kembali dari medan laga, sang istri berhias dengan cantiknya, hingga sang suami lupa akan lelahnya dan bahagia akan sambutan hangat istrinya.. Setelah melewati malam yang bahagia, sang istri kemudian bertanya pada suaminya "Bagaimana bila ada seseorang yang menitipkan sesuatu pada kita untuk kita jaga, lalu saat kita menjaganya dengan baik dan mulai mencintainya, titipan tersebut diminta kembali oleh yang empunya?" lalu sang suami menjawab "Tentu akan kita kembalikan".. Lalu sang istri kembali bertanya "Apa Anda akan marah?".. sang suami menjawab bahwa ia tidak akan marah, karena hakikatnya itu adalah titipan.. Setelah mendengar jawaban sang suami, maka sang istri pun memberitahukan perihal putra mereka yang diambil kembali oleh Allah..

Alangkah terkejut dan marahnya sang suami saat mendengar berita tersebut, lalu ia mengadu kepada Rasulullah..

Saya lupa kelanjutan kisah ini,, tapi saya percaya bahwa Rasulullah telah memberi penghargaan pada sang istri akan kejujuran dan cara ia menyampaikan kejujuran tersebut.. Dan saya pun percaya, bahwa rumah tangga yang dihiasi kejujuran didalamnya akan jadi rumah tangga penuh berkah Allah SWT..

Semoga ada kejujuran dan kebaikan dalam setiap ucap yang terlontar dari bibir kecil kita..


Wallahua'lam...

Post a Comment